DUNIA
Apa itu dunia? kapan dunia dijadikan dan siapa penciptanya? apa-apa saja yang ada di dunia ini? akankah dunia berakhir?Pertanyaan-pertanyaan ini jarang muncul dalam benak kita. Karena jarang muncul, maka saya mencoba memunculkannya, agar kita tahu sedikit bagaimana dunia ini.
Apa itu dunia?
Ini adalah dunia. Dunia yaitu sesuatu yang meliputi seluruhnya. Sesuatu yang dimaksud meliputi keseluruhan dari manusia dan keseluruhan dalam alam semesta. Dunia yang dimaksudkan manusia identik dengan bumi. Padahal bumi hanyalah sebagian kecil dari dunia. Mengapa, karena bumi adalah salah satu planet dari ciptaan Tuhan, dimana selain bumi masih banyak planet yang lain.
Banyak istilah tentang dunia yaitudunia sebagai zaman, dunia sebagai bumi, dunia ssebagai dunia yang didiami, dunia sebagai kosmos, dunia sebagai umat manusia, dunia maya dan lain-lain. Itulah dunia, dunia yang luas dan tak dapat dijangkau manusia seluruhnya. Walau sebagian sudah dijangkau manusia, itu hanyalah sebagian, masih banyak bagian dunia yang belum dapat dijangkau manusia.
Kapan dunia dijadikan dan siapa penciptanya?
Dunia dijadikan oleh Allah. Kalau kita meminta bukti, maka buktinya ada di Alkitab dalam Kejadian 1:1.Langit dan bumi itulah dunia yang saya maksud. Diciptakan pada mulanya, jauh sebelum manusia ada. Dimana belum ada waktunya manusia tetapi yang ada adalah waktunya Tuhan. Yang jelas bahwa dunia ada pada mulanya. Kalau kita memandang dunia sebagai umat manusia, sangat jelas bahwa manusia bukan berevolusi dari monyet (orang utan) tetapi manusia diciptakan langsung oleh Allah (Kejadian 1).
Apa-apa saja yang ada di dunia ini?
Dalam dunia banyak hal yang kita ketahui dan banyak hal juga yang tidak kita ketahui. Yang ada di dunia sekarang adalah saya dan kamu juga yang sedang membaca tulisan ini. Kamu tepat berada di tengah-tengah dunia. Didalam dunia ada mahkluk hidup dan mahkluk tak hidup. Mahkluk hidup termasuk di dalamnya manusia, hewan, binatang. Sedangkan mahkluk tak hidup itu sangat banyak , termasuk di dalamnya emas, perak, permata, berlian, dan lain sebagainya. Dalam dunia sering juga disebut alam semesta, termasuk didalamnya tata surya yang di dalamnya juga ada planet dan bumi termasuk dari salah satu planet tersebut. Dalam bumi, kita sering sebut alam semesta dengan sungai, danau, laut, gunung, dan lain sebagainya. Itu hanyalah sebagian kecil dari dunia yang saya tahu. Namun saya yakin, di luar yang saya tahu masih banyak yang tidak saya tahu.
Akankah dunia berakhir?
Ya, dunia akan berakhir. Akan ada suatu waktu dimana dunia ini akan berakhir. Tetapi bukanlah waktunya manusia, tetapi waktunya Tuhan. Sebab hanya Tuhanlah yang tahu kapan waktunya. Dalam Alkitab telah dijelaskan bagaimana akhir dari dunia ini. Dimana akan ada anti Kristus, penghakiman, hari Tuhan, kehidupan setelah kematian, milenium (kerajaan seribu tahun), kerajaan sorga, dan banyak hal-hal lain yang dijelaskan dalam Alkitab. Maka seringlah membaca Alkitab karena dari situ semuanya akan disingkapkan Allah bagi kita. Karena Alkitab adalah mother of sains (ibu dari segala ilmu).
Tak dapat kita mengerti sampai kesana mengenai kapan waktunya, namun Tuhan mengerti semua tentang rencananya itu. dan itu pasti terjadi. Karena itulah saya menyebutnya MASTER OF PLAN. Sebagai warga kerajaan Allah atau kerajaan sorga kita tetap setia menunggu waktunya Tuhan.
Sekarang untuk apa kita menyembah manusia lagi, sangatlah rugi saya rasa orang yang menyembah manusia (dukun) atau roh jahat, atau patung-patung. Rugilah sangat. Kita punya banyak kesempatan kok menyembah Allah secara langsung tanpa perantara. Kenapa harus dipersulit? Bisa mudah tetapi manusia persulit. Banyak manusia menyembah pohon-pohon besar, menyembah setan-setan, menyembah, patung-patung, gunung-gunung. Pada hal Allah itu bisa langsung kita sembah dan itulah yang Dia inginkan. Gampang sekali caranya, tidak harus pergi jauh ke negara lain untuk ibadah, tidak harus rugi dengan membangun patung dari emas, tidak. Cukup dengan cara tutup pintu kamar, buka pintu hati bagi Allah. Dan sembahlah Dia dalam Roh dan Kebenaran. Itu cukup. Dan saya sangat 100% yakin kalau itu manusia lakukan, maka manusia itu akan berubah dengan sendirinya. Lakukanlah penyembahan kepada Allah sekali sehari dengan cara menutup pintu kamar dan membuka pintu hati lalu sembah Allah dalam Roh dan Kebenaran. Aku percaya segala sakitmu pasti sembuh, segala masalahmu akan seperti ringan walau seberat apapun itu.
SEMOGA KITA MENGERTI.
Rabu, 25 Mei 2016
Selasa, 24 Mei 2016
INJIL
KERANGKA
KHOTBAH TEOLOGI
TEMA:
INJIL
I. PENDAHULUAN
II. ISI:
1. Apa itu
Injil?
- Injil adalah Kekuatan Allah (Roma 1:16-17)
- Pemberitaan tentang aktivitas penyelamatan Allah di dalam Yesus dari Nazaret atau berita yang disampaikan oleh Yesus dari Nazaret. Inilah asal usul penggunaan kata "Injil" menurut Perjanjian Baru (lihat Surat Roma 1:1 atau Markus 1:1).
- Dalam pengertian yang lebih populer, kata ini merujuk kepada keempat Injil kanonik (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) dan kadang-kadang juga karya-karya lainnya yang non-kanonik (mis. Injil Tomas), yang menyampaikan kisah kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus.
- Sejumlah sarjana modern menggunakan istilah "Injil" untuk menunjuk kepada sebuah genre hipotetis dari sastra Kristen perdana (bdk. Peter Stuhlmacher, ed., Das Evangelium und die Evangelien, Tübingen 1983, juga dalam bahasa Inggris: The Gospel and the Gospels).
Ilustrasi:
Aplikasi:
2. Bagaimana menyampaikan Injil?
- Pergi (Matius 28:19-20)
Ilustrasi:
Aplikasi:
3. Apa yang terjadi setelah orang menerima Injil?
- Dosa-dosa anda telah diampuni oleh Allah (1 Yoh.1:7)
- Anda telah memiliki hidup yang kekal / masuk ke
dalam surga (1 Yoh.5:11-13)
- Anda telah menjadi manusia baru (2 Kor. 5:17)
Ilustrasi:
Aplikasi:
III. PENUTUP/KESIMPULAN
CINTA
CINTA
Cinta itu love
Cinta itu luar biasa
Cinta itu membuat orang bisa lahir
Cinta itu membuat orang bahagia
Namun itu tak selamanya
Cinta itu buta
Cinta itu menghanguskan
Cinta itu menghancurkan
Cinta itu menyedihkan
Cinta itu menyiksa
Tak selamanya Cinta itu seperti yang kita inginkan
Hanya percayalah
Cinta itu kehidupan
Dimanakah kita temukan cinta yang sesungguhnya?
Cinta yang tidak menghanguskan
Cinta yang tidak menghancurkan
Cinta yang tidak menyedihkan
Cinta yang tidak menyiksa
Hanya ada di dalam YESUS
YESUS itu CINTA
Cinta itu love
Cinta itu luar biasa
Cinta itu membuat orang bisa lahir
Cinta itu membuat orang bahagia
Namun itu tak selamanya
Cinta itu buta
Cinta itu menghanguskan
Cinta itu menghancurkan
Cinta itu menyedihkan
Cinta itu menyiksa
Tak selamanya Cinta itu seperti yang kita inginkan
Hanya percayalah
Cinta itu kehidupan
Dimanakah kita temukan cinta yang sesungguhnya?
Cinta yang tidak menghanguskan
Cinta yang tidak menghancurkan
Cinta yang tidak menyedihkan
Cinta yang tidak menyiksa
Hanya ada di dalam YESUS
YESUS itu CINTA
Kamis, 19 Mei 2016
PEMERINTAH
BACAAN : ROMA 13:1-7
AYAT EMAS : ROMA 13:1
RENUNGAN :
“PEMERINTAH”
Dimanapun kita berdiri, disana pasti
ada pemerintah. Percaya atau tidak dengan kata-kata ini, namun kenyataan yang
pasti adalah demikian. Mau di desa terpencil sekalipun engkau berada, disanapun pasti ada pemerintah.
Misalnya kalau kamu pergi ke kampung kami, dimana kampung kami adalah salah
satu kampung terpencil yang baru-baru ini masuk listrik kesana yaitu “Huta
Tonga”. Huta Tonga terletak di kecamatan siempat nempu hulu kabupaten Dairi
provinsi sumatera utara negara Indonesia. Menurut saya itulah kampung paling
kecil setelah saya pergi ke kota-kota mulai dari kota Sidikalang, kota Medan,
dan Kota Jakarta. Huta Tonga terpencil, tetapi jangan salah pandangan dan berpikir bisa suka-suka disana untuk
melakukan apapun. Ohhh tidak, karena disanapun ada pemerintah. Pemerintahnya
berkuasa atas daerah tersebut. Selain dari pemerintah negara, pemerintah
setempat juga ada. Disebut dengan “Raja ni huta”, “Raja ni tano”, “Raja ni
adat”. Coba kamu perhatikan bahwa lebih banyak pemerintah disana. Kalau
pemerintah dari negara disebut sebagai kepala desa, tetapi dari tempat itu
sendiri sudah ada yang disebut dengan raja. Jadi itulah salah satu ciri khas
orang batak yaitu banyak raja. Raja ni Huta itulah orang yang mengatur tentang
kampung. Kalau ada masalah, Raja ni Hutalah yang harus menyelesaikannya. Raja
ni Tano, yaitu orang yang mengatur tentang tanah di kampung kami. Kalau ada
tanah yang hendak didirikan rumah harus minta ijin dahulu kepada Raja ni Tano,
kalau ada yanng bersengketa tentang tanah seputar tanah di kampung huta tonga,
maka Raja ni Tanolah yang harus turun tangan. Raja ni Adat adalah orang yang
mengatur tentang adat-istiadat di Huta Tonga. Mulai adat orang yang baru lahir,
menikah, meninggal semuanya diatur raja adat. Bahkan kalau salah sedikit dalam
melakukan adat, biasanya akan terjadi pertentangan dan keributan. Jadi tidak
bisa melakukan sesuatu yang suka-suka kalau hendak ke Huta Tonga. Kenapa?
Karena ada pemerintah disana.
Lalu bagaimana, apakah kita boleh
melawan pemerintah, atau tidak taat kepada pemerintah? Dan bagaimana persepsi
Alkitab terhadap pemerintah? Hal inilah yang dibahas oleh Rasul Paulus dengan sangat
jelas di dalam Roma 13:1-7.
APAKAH BOLEH
MELAWAN ATAU TIDAK TAAT KEPADA PEMERINTAH
Sering terjadi masyarakat melawan
pemerintah. Mungkin orang yang melawan tersebut merasa bahwa dirinya benar dan
pemerintah salah, sehingga dia melawan. Atau juga dia tidak sadar bahwa dia
telah melawan pemerintah. Ada banyak peraturan pemerintah dan ada yang tidak
taat kepada peraturan pemerintah.
Dari
perspektif Alkitab, bahwa ROMA 13:1 “Tiap-tiap orang harus takluk kepada
pemerintah yang di atasnya, sebab tidak
ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang
ada, ditetapkan oleh Allah.”. Jelas bahwa masyarakat harus
takluk kepada pemerintah, dan bukan hanya taat. Semua pemerintah berasal dari
Allah dan ditetapkan oleh Allah. Dapat kita perhatikan bahwa kita takluk bukan
hanya kepada pemerintah Kristen, yang takut akan Tuhan, pemerintah yang baik.
Tetapi kepada pemerintah. Kata takluk ini luar biasa maknanya karena takluk berarti
tunduk sepenuhnya dibawah pemerintah, dimana pemerintah berkuasa atas
masyarakatnya. Seperti yang tertulis
dalam Roma 13:4-5 “
Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau
berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang
pedang . Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka
Allah atas mereka yang berbuat jahat.
Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah,
tetapi juga oleh karena suara hati kita.”. Pemerintah menyandang
pedang untuk membalas murka Allah atas mereka yang berbuat jahat. Dan karena
itulah kita harus takluk kepada pemerintah, tidak ada tawar menawar lagi. Agar pemerintah kita baik, maka mari berdoa
untuk pemerintah kita masing-masing. Berilah waktu untuk mendoakan para
pemerintah kita atau dengan kata lain masukkanlah pemerintah dalam topik doa
syafaat kita.
Bolehkah melawan pemerintah, kalau
pemerintah salah? Berdasarkan Alkitab jelas “TIDAK BOLEH”. Mari kita lihat
dalam Roma 13:2 "Sebab itu barangsiapa melawan
pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang
melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya.” Wau luar biasa
jelas dan tegas jawaban Alkitab. Bahwa kita tidak boleh melawan pemerintah.
Melawan pemerintah sama dengan melawan ketetapan Allah. Dan setiap orang yang
melawan Allah ataupun pemerintah sama dengan meletakkan bara api di atas
kepalanya. Karena akan mendatangkan hukuman atas dirinya sendiri. Karena telah
ada undang-undang yang mengatur tentang orang-orang yang melawan pemerintah. Salah
satu keberhasilan para misionaris ke berbagai negara, adalah karena dia
menuruti peraturan pemerintah dan tidak melawan. Misalnya Nomensen.
BAGAIMANA
MENGHADAPI PEMERINTAH?
Banyak
masyarakat yang takut kepada pemerintah, dan banyak juga yang tidak takut. Kenapa orang takut kepada
pemerintah? Alkitab menjawab bahwa itu dikarenakan orang tersebut berbuat
jahat. Jadi sebenarnya pemerintah bukan untuk ditakuti tetapi dihormati. Lalu bagaimana
menghadapi pemerintah ? Pemerintah dihadapi dengan ketenangan, kedamaian, dan
jangan buat kerusuhan, tetapi berbuatlah baik. Roma 13:3 ”Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah,
hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah?
Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari
padanya.”
Kalau kita ingin hidup tanpa takut terhadap pemerintah maka jawabannya sudah
jelas : perbuatlah apa yang baik (do the
best). Kalau kita berbuat baik, pemerintah juga akan mengahargai dengan
pujian yang pemerintah berikan. Jadi tidak ada gunanya melawan pemerintah. Pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu
Roma 13:4.
PAJAK HARUSKAH
DIBAYAR?
Mother of sains
is BIBLE. Istilah
ini tidaklah salah, yaitu bahwa induk segala ilmu ialah Alkitab. Meskipun Alkitab
ditulis ribuan tahun yang lalu, tetapi kalau ilmu-ilmu baru sekarang sudah
tercantum di dalam Alkitab. Salah satu contohnya adalah pajak. Pajak haruskah
dibayar? Alkitab jelas menegaskan YA, WAJIB DIBAYAR. Roma 13:6 “Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka yang mengurus hal itu adalah
pelayan-pelayan Allah.” Orang yang mengurus pajak juga ternyata adalah
pelayan-pelayan Allah. Bersyukurlah Anda yang bekerja di bidang perpajakan. Karena
anda adalah salah seorang pelayan Allah. Banyak orang yang menghina orang yang
bekerja diperpajakan, sekarang setelah membaca Roma 13:6 Anda harus berbangga
hati. Jadilah pelayan Allah yang baik dan benar
tanpa korupsi. Ada hal menarik dari ayat 6 ini, bahwa ternyata
pelayan-pelayan Allah bukan hanya di Gereja. Tetapi juga di pemerintahan yang
mengurus urusan Allah di bumi ini. It’s very good.
Dalam
ayat yang ke tujuh “Bayarlah kepada semua orang apa yang
harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada
orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima
rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.”, ini menegaskan
kewajiban kita bukan hanya dalam pemerintahan tetapi juga dalam bermasyarakat
atau bersosialisasi. Semua ada tempatnya. Pesan yang saya pelajari setelah
membaca Roma 13:1-7 :
1.
Harus
takluk kepada pemerintah dan tidak boleh melawan pemerintah.
2.
Lakukanlah
kebaikan untuk menghadapi pemerintah.
3.
Bayarlah
pajak ke pemerintah dan bayarlah utang kepada siapapun berutang.
4.
Berilah
rasa taskut dan rasa hormat yang benar berhak menerimanya.
Rabu, 18 Mei 2016
Ubah Karakter
Ubah karakter bangsa Ubah karakter keluarga
Semua orang sejak dari dalam kandungan, butuh pendidikan. Pendidikan itu membuat manusia menjadi manusia. Dalam bahasa modernnya pendidikan itu memanusiakan manusia. Pendidikan ada 3 jenis yaitu :
1. Pendidikan formal,
Pendidikan formal yaitu pendidikan yang dilakukan di sekolah seperti TK/ PAUD, SD, SMP, SMA/SMK. Pendidikan yang dilakukan terstruktur yang lengkap memiliki kurikulum dan menghasilkan ijazah
2. Pendidikan informal, dan
Pendidikan informal adalah pendidikan di lingkungan (keluarga, masyarakat, dan diri sendiri). Hasilnya untuk membangun diri sendiri.
3. Non formal.
Pendidikan informal yaitu pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga keterampilan. Misalnya Kursus bahasa inggris, kursus menjahit, kursus mengemudi yang biasanya ditunjukkan dengan sertifikat.
Saat ini Indonesia sedang dalam proses untuk mengubah karakter bangsa. Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dari dunia pendidikan formal. Namun setelah saya perhatikan, bahwa usaha ini tidaklah salah, namun kurang efisien. Alasannya karena untuk mengubah karakternya bangsa harus dimulai dari pendidikan informal. Pendidikan dalam keluarga. Pada dasarnya, seorang anak dimulai dalam keluarga. Seperti pendapat Jhon Piaget mengenai TABULA RASA. Bahwa anak itu tumbuh dan berkembang oleh lingkungannya dimana anak itu tadinya di ibaratkan seperti kertas kosong dan akan dipenuhi dengan coret-coretan pengalaman. Dimana anak itu bertumbuh, maka dengan sendirinya juga karakter anak akan seperti lingkungannya. Jadi agar karakter bangsa Indonesia ini dirubah, cara yang paling efisien menurut saya adalah mengubah karakter keluarga. Pemerintah harus bergerak cepat ke setiap keluarga.
Belajar dari negara Finlandia sebagai negara yang pendidikannya terbaik di dunia, dimana setiap keluarga ketika hendak melahirkan sudah dibekali dengan buku-buku panduan dan sampai lahirnya seorang anak, pemerintahnya berperan aktif.
Akhir kata ubah karakter Bangsa Indonesia Ubah karakter Keluarga
Semua orang sejak dari dalam kandungan, butuh pendidikan. Pendidikan itu membuat manusia menjadi manusia. Dalam bahasa modernnya pendidikan itu memanusiakan manusia. Pendidikan ada 3 jenis yaitu :
1. Pendidikan formal,
Pendidikan formal yaitu pendidikan yang dilakukan di sekolah seperti TK/ PAUD, SD, SMP, SMA/SMK. Pendidikan yang dilakukan terstruktur yang lengkap memiliki kurikulum dan menghasilkan ijazah
2. Pendidikan informal, dan
Pendidikan informal adalah pendidikan di lingkungan (keluarga, masyarakat, dan diri sendiri). Hasilnya untuk membangun diri sendiri.
3. Non formal.
Pendidikan informal yaitu pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga keterampilan. Misalnya Kursus bahasa inggris, kursus menjahit, kursus mengemudi yang biasanya ditunjukkan dengan sertifikat.
Saat ini Indonesia sedang dalam proses untuk mengubah karakter bangsa. Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dari dunia pendidikan formal. Namun setelah saya perhatikan, bahwa usaha ini tidaklah salah, namun kurang efisien. Alasannya karena untuk mengubah karakternya bangsa harus dimulai dari pendidikan informal. Pendidikan dalam keluarga. Pada dasarnya, seorang anak dimulai dalam keluarga. Seperti pendapat Jhon Piaget mengenai TABULA RASA. Bahwa anak itu tumbuh dan berkembang oleh lingkungannya dimana anak itu tadinya di ibaratkan seperti kertas kosong dan akan dipenuhi dengan coret-coretan pengalaman. Dimana anak itu bertumbuh, maka dengan sendirinya juga karakter anak akan seperti lingkungannya. Jadi agar karakter bangsa Indonesia ini dirubah, cara yang paling efisien menurut saya adalah mengubah karakter keluarga. Pemerintah harus bergerak cepat ke setiap keluarga.
Belajar dari negara Finlandia sebagai negara yang pendidikannya terbaik di dunia, dimana setiap keluarga ketika hendak melahirkan sudah dibekali dengan buku-buku panduan dan sampai lahirnya seorang anak, pemerintahnya berperan aktif.
Akhir kata ubah karakter Bangsa Indonesia Ubah karakter Keluarga
PAK Masyarakat Majemuk
Masyarakat
Majemuk
Pluralitas
dalam Kehidupan
Bermasyarakat yang Beradab dan Bermartabat
Bermasyarakat yang Beradab dan Bermartabat
Masyarakat
Majemuk, Masyarakat Multikultural, dan Minoritas: Memperjuangakan
Hak-hak Minoritas
Masyarakat Majemuk
Dalam masyarakat majemuk manapun, mereka yang
tergolong sebagai minoritas selalu didiskriminasi. Ada yang didiskriminasi
secara legal dan formal, seperti yang terjadi di negara Afrika Selatan sebelum
direformasi atau pada jaman penjajahan Belanda dan penjajahan Jepang di
Indonesia. Dan, ada yang didiskriminasi secara sosial dan budaya dalam
bentuk kebijakan pemerintah nasional dan pemerintah setempat seperti yang terjadi
di Indonesia dewasa ini.
Dalam tulisan singkat ini akan ditunjukkan
bahwa perjuangan hak-hak minoritas hanya mungkin berhasil jika masyarakat
majemuk Indonesia kita perjuangkan untuk dirubah menjadi masyarakat
multikultural. Karena dalam masyarakat multikultural itulah, hak-hak untuk
berbeda diakui dan dihargai. Tulisan ini akan dimulai dengan penjelasan
mengenai apa itu masyarakat Indonesia majemuk, yang seringkali salah
diidentifikasi oleh para ahli dan orang awam sebagai masyarakat multikultural.
Uraian berikutnya adalah mengenai dengan
penjelasan mengenai apa itu golongan minoritas dalam kaitan atau
pertentangannya dengan golongan dominan, dan disusul dengan penjelasan mengenai
multikulturalisme. Tulisan akan diakhiri dengan saran mengenai bagaimana memperjuangkan
hak-hak minoritas di Indonesia.
Masyarakat Majemuk Indonesia
Masyarakat majemuk terbentuk dari
dipersatukannya masyarakat-masyarakat sukubangsa oleh sistem nasional, yang
biasanya dilakukan secara paksa (by force) menjadi sebuah bangsa dalam wadah
negara. Sebelum Perang Dunia kedua, masyarakat-masyarakat negara jajahan adalah
contoh dari masyarakat majemuk. Sedangkan setelah Perang Dunia kedua
contoh-contoh dari masyarakat majemuk antara lain, Indonesia, Malaysia, Afrika
Selatan, dan Suriname. Ciri-ciri yang mencolok dan kritikal dari masyarakat
majemuk adalah hubungan antara sistem nasional atau pemerintah nasional dengan
masyarakat sukubangsa, dan hubungan di antara masyarakat sukubangsa yang
dipersatukan oleh sistem nasional.
Dalam perspektif hubungan kekuatan, sistem
nasional atau pemerintahan nasional adalah yang dominan dan
masyarakat-masyarakat sukubangsa adalah minoritas. Hubungan antara pemerintah
nasional dengan masyarakat sukubangsa dalam masyarakat jajahan selalu
diperantarai oleh golongan perantara, yang posisi ini di Hindia Belanda
dipegang oleh golongan Cina, Arab, dan Timur Asing lainnya untuk kepentingan
pasar. Sedangkan para sultan dan raja atau para bangsawan yang didukung oleh
para birokrat (priyayi) digunakan untuk kepentingan pemerintahan dan
penguasaan. Atau dipercayakan kepada para bangsawan dan priyayi untuk
kelompok-kelompok sukubangsa yang digolongkan sebagai terbelakang atau
primitif.
Dalam masyarakat majemuk dengan demikian ada
perbedaan-perbedaan sosial, budaya, dan politik yang dikukuhkan sebagai hukum
ataupun sebagai konvensi sosial yang membedakan mereka yang tergolong sebagai
dominan yang menjadi lawan dari yang minoritas. Dalam masyarakat Hindia
Belanda, pemerintah nasional atau penjajah mempunyai kekutan iliter dan polisi
yang dibarengi dengan kekuatan hukum untuk memaksakan
kepentingan-kepentingannya, yaitu mengeksploitasi sumber daya alam dan manusia.
Dalam struktur hubungan kekuatan yang berlaku secara nasional, dalalm
penjajahan hindia Belanda terdapat golongan yang paling dominan yang berada
pada lapisan teratas, yaitu orang Belanda dan orang kulit putih, disusul oleh
orang Cina, Arab, dan Timur asing lainnya, dan kemuian yang terbawah adalah
mereka yang tergolong pribumi. Mereka yang tergolong pribumi digolongkan lagi
menjadi yang tergolong telah mengenal peradaban dan meraka yang belum mengenal
peradaban atau yang masih primitif. Dalam struktur yang berlaku nasional ini
terdapat struktur-struktur hubungan kekuatan dominan-minoritas yang bervariasi
sesuai konteks-konteks hubungan dan kepentingan yang berlaku.
Dalam masa pendudukan Jepang di Indonesia,
pemerintah penjajahan Jepang yang merupakan pemerintahan militer telah
memposisikan diri sebagai kekuatan memaksa yang maha besar dalam segala bidang
kehidupan masyarakat sukubangsa yang dijajahnya. Dengan kerakusannya yang luar
biasa, seluruh wilayah jajahan Jepang di Indonesia dieksploitasi secara
habis-habisan baik yang berupa sumberdaya alam fisik maupun sumberdaya
manusianya (ingat Romusha), yang merupakan kelompok minoritas dalam perspektif
penjajahan Jepang. Warga masyarakat Hindia Belanda yang kemudian menjadi warga
penjajahan Jepang menyadari pentingnya memerdekakan diri dari penjajahan Jepang
yang amat menyengsarakan mereka, memerdekakan diri pada tanggal 17 agustus
tahun 1945, dipimpin oleh Soekarno-Hatta.
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, yang disemangati oleh
Sumpah Pemuda tahun 1928, sebetulnya merupakan terbentuknya sebuah bangsa dalam
sebuah negara yaitu Indonesia tanpa ada unsur paksaan.
Pada tahun-tahun penguasaan dan pemantapan
kekuasaan pemerintah nasional barulah muncul sejumlah pemberontakan
kesukubangsaan-keyakinan keagamaan terhadap pemerintah nasional atau pemerintah
pusat, seperti yang dilakukakn oleh DI/TII di jawa Barat, DI/TII di Sulawesi
Selatan, RMS, PRRI di Sumatera Barat dan Sumatera Selatan, Permesta di Sulawesi
Utara, dan berbagai pemberontakan dan upaya memisahkan diri dari Republik
Indonesia akhir-akhir ini sebagaimana yang terjadi di Aceh, di Riau, dan di
Papua, yang harus diredam secara militer. Begitu juga dengan kerusuhan berdarah
antar suku bangsa yang terjadi di kabupaten Sambas, Kalimantan Tengah, Sulawesi
Tengah, dan Maluku yang harus diredam secara paksa. Kesemuanya ini menunjukkan
adanya pemantapan pemersatuan negara Indonesia secara paksa, yang disebabkan
oleh adanya pertentangan antara sistem nasional dengan masyarakat suku bangsa
dan konflik di antara masyarakat-masyarakat sukubangsa dan keyakinan keagamaan
yang berbeda di Indonesia.
Dalam era diberlakukannya otonomi daerah,
siapa yang sepenuhnya berhak atas sumberdaya alam, fisik, dan sosial budaya,
juga diberlakukan oleh pemerintahan lokal, yang dikuasai dan didominasi
administrasi dan politiknya oleh putra daerah atau mereka yang secara
sukubangsa adalah sukubangsa yang asli setempat. Ini berlaku pada tingkat
provinsi maupun pada tingkat kabupaten dan wilayah administrasinya.
Ketentuan otonomi daerah ini menghasilkan
golongan dominan dan golongan minoritas yang bertingkat-tingkat sesuai dengan
kesukubangsaan yang bersangkutan. Lalu apakah itu dinamakan minoritas dan
dominan?
Hubungan Dominan-Minoritas
Kelompok minoritas adalah orang-orang yang
karena ciri-ciri fisik tubuh atau asal-usul keturunannya atau kebudayaannya
dipisahkan dari orang-orang lainnya dan diperlakukan secara tidak sederajad
atau tidak adil dalam masyarakat di mana mereka itu hidup. Karena itu mereka
merasakan adanya tindakan diskriminasi secara kolektif. Mereka diperlakukan
sebagai orang luar dari masyarakat di mana mereka hidup. Mereka juga menduduki
posisi yang tidak menguntungkan dalam kehidupan sosial masyarakatnya, karena
mereka dibatasi dalam sejumlah kesempatan-kesempatan sosial, ekonomi, dan
politik. Mereka yang tergolong minoritas mempunyai gengsi yang rendah dan
seringkali menjadi sasaran olok-olok, kebencian, kemarahan, dan kekerasan.
Posisi mereka yang rendah termanifestasi dalam bentuk akses yang terbatas
terhadap kesempatan-kesempatan pendidikan, dan keterbatasan dalam kemajuan
pekerjaan dan profesi.
Keberadaan kelompok minoritas selalu dalam
kaitan dan pertentangannya dengan kelompok dominan, yaitu mereka yang menikmati
status sosial tinggi dan sejumlah keistimewaan yang banyak. Mereka ini
mengembangkan seperangkat prasangka terhadap golongan minoritas yang ada dalam
masyarakatnya.
Prasangka ini berkembang berdasarkan pada adanya
(1) perasaan superioritas
pada mereka yang tergolong dominan
(2) sebuah perasaan yang
secara intrinsik ada dalam keyakinan mereka bahwa golongan minoritas yang
rendah derajadnya itu adalah berbeda dari mereka dantergolong sebagai orang
asing
(3) adanya klaim pada
golongan dominan bahwa sebagai akses sumber daya yang ada adalah merupakan hak
mereka, dan disertai adanya ketakutan bahwa mereka yang tergolong minoritas dan
rendah derajadnya itu akan mengambil sumberdaya-sumberdaya tersebut.
Dalam pembahasan tersebut di atas, keberadaan
dan kehidupan minoritas yang dilihat dalam pertentangannya dengan dominan,
adalah sebuah pendekatan untuk melihat minoritas dengan segala keterbatasannya
dan dengan diskriminasi dan perlakukan yang tidak adil dari mereka yang
tergolong dominan. Dalam perspektif ini, dominan-minoritas dilihat sebagai
hubungan kekuatan. Kekuatan yang terwujud dalam struktur-struktur hubungan
kekuatan, baik pada tingkat nasional maupun pada tingkat-tingkat lokal.
Bila kita melihat minoritas dalam kaitan atau
pertentangannya dengan mayoritas maka yang akan dihasilkan adalah hubungan
mereka yang populasinya besar (mayoritas) dan yang populasinya kecil
(minoritas). Perspektif ini tidak akan dapat memahami mengapa golongan
minoritas didiskriminasi. Karena besar populasinya belum tentu besar
kekuatannya.
Konsep diskriminasi sebenarnya hanya digunakan untuk mengacu
pada tindakan-tindakan perlakuakn yang berbeda dan merugikan terhadap mereka
yang berbeda secara askriptif oleh golongan yang dominan. Yang termasuk
golongan sosial askriptif adalah suku bangsa (termasuk golongan ras, kebudayaan
sukubangsa, dan keyakinan beragama), gender atau golongan jenis kelamin, dan
umur. Berbagai tindakan diskriminasi terhadap mereka yang tergolong minoritas,
atau pemaksaan untuk merubah cara hidup dan kebudayaan mereka yang tergolong
minoritas (atau asimilasi) adalah pola-pola kehidupan yang umum berlaku dalam
masyarakat majemuk.
Berbagai kritik atau penentangan terhadap dua
pola yang umum dilakukan oleh golongan dominan terhadap minoritas biasanya
tidak mempan, karena golongan dominan mempunyai kekuatan berlebih dan dapat
memaksakan kehendak mereka baik secara kasar dengan kekuatan militer dan atau
polisi atau dengan menggunakan ketentuan hukum dan berbagai cara lain yang
secara sosial dan budaya masuk akal bagi kepentingan mereka yang dominan.
Menurut pendapat saya, cara yang terbaik adalah dengan mengubah masyarakat
majemuk (plural society) menjadi masyarakat multikultural (multicultural
society), dengan cara mengadopsi ideologi multikulturalisme sebagai
pedoman hidup dan sebagai keyakinan bangsa Indonesia untuk diaplikasikan dalam
kehidupan bangsa Indonesia.
Multikulturalisme dan Kesederajatan
Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang
menekankan pengakuan dan penghargaan pada kesederajatan perbedaan kebudayaan.
Tercakup dalam pengertian kebudayaan adalah para pendukung kebudayaan, baik
secara individual maupun secara kelompok, dan terutama ditujukan terhadap golongan
sosial askriptif yaitu sukubangsa (dan ras), gender, dan umur. Ideologi
multikulturalisme ini secara bergandengan tangan saling mendukung dengan
proses-proses demokratisasi, yang pada dasarnya adalah kesederajatan pelaku
secara individual (HAM) dalam berhadapan dengan kekuasaan dan komuniti atau
masyarakat setempat.
Sehingga upaya penyebarluasan dan pemantapan serta penerapan
ideologi multikulturalisme dalam masyarakat Indonesia yang majemuk, mau tidak
mau harus bergandengan tangan dengan upaya penyebaran dan pemantapan ideologi
demokrasi dan kebangsaan atau kewarganegaraan dalam porsi yang seimbang.
Sehingga setiap orang Indoensia nantinya, akan
mempunyai kesadaran tanggung jawab sebagai orang warga negara Indonesia,
sebagai warga sukubangsa dan kebudayaannya, tergolong sebagai gender tertentu,
dan tergolong sebagai umur tertentu yang tidak akan berlaku sewenang-wenang
terhadap orang atau kelompok yang tergolong lain dari dirinya sendiri dan akan
mampu untuk secara logika menolak diskriminasi dan perlakuakn sewenang-wenang
oleh kelompok atau masyarakat yang dominan. Program penyebarluasan dan
pemantapan ideologi multikulturalisme ini pernah saya usulkan untuk dilakukan
melalui pendidikakn dari SD s.d. Sekolah Menengah Atas, dan juga S1
Universitas. Melalui kesempatan ini saya juga ingin mengusulkan bahwa ideologi
multikulturalisme seharusnya juga disebarluaskan dan dimantapkan melalui
program-program yang diselenggarakan oleh LSM yang yang sejenis.
Mengapa perjuangan anti-diskriminasi terhadap
kelompok-kelompok minoritas dilakukan melalui perjuangan menuju masyarakat
multikultural? Karena perjuangan anti-diskriminasi dan perjuangan hak-hak hidup
dalam kesederajatan dari minoritas adalah perjuangan politik, dan perjuangan
politik adalah perjuangan kekuatan.
Perjuangan kekuatan yang akan memberikan
kekuatan kepada kelompok-kelompok minoritas sehingga hak-hak hidup untuk
berbeda dapat dipertahankan dan tidak tidak didiskriminasi karena digolongkan
sebagai sederajad dari mereka yang semula menganggap mereka sebagai dominan.
Perjuangan politik seperti ini menuntut adanya landasan logika yang masuk akal
di samping kekuatan nyata yang harus digunakan dalam penerapannya. Logika yang
masuk akal tersebut ada dalam multikulturalisme dan dalam demokrasi.
Upaya yang telah dan sedang dilakukan terhadap lima kelompok
minoritas di Indonesia oleh LSM, untuk meningkatkan derajad mereka, mungkin
dapat dilakukan melalui program-program pendidikan yang mencakup ideologi
multikulturalisme dan demokrasi serta kebangsaan, dan berbagai upaya untuk
menstimuli peningkatan kerja produktif dan profesi. Sehingga mereka itu tidak
lagi berada dalam keterbelakangan dan ketergantungan pada kelompok-kelompok
dominan dalam masyarakat setempat dimana kelompok minoritas itu hidup.
[1] Dipresentasikan
dalam Workshop Yayasan Interseksi, Hak-hak Minoritas dalam Landscape Multikultural,
Mungkinkah di Indonesia?, Wisma PKBI, 10 Agustus 2004, 14.00-17.00 bbwi
http://www.interseksi.org/publications/essays/articles/masyarakat_majemuk.html
Langganan:
Postingan (Atom)